SIGAPNGAWI - Lintas alam berlabel Napak Tilas
Monumen Suryo – Museum Trinil dengan jarak tempuh 21 kilometer digelar Pemkab
Ngawi melalui Disparpora dengan jumlah 1.876 peserta perseorang dan beregu.
Agenda tahunan sebagai pengganti gerak jalan tradisional dalam mengenang Hari
Pahlawan tersebut dilepas Bupati Ngawi Budi Sulistyono sekitar pukul 06.30 WIB,
Minggu, (18/11/2018).
“Memang rute dan kegiatanya kita rubah
karena kondisi jalanya makin padat maka dilakukan lintas alam napak tilas ini.
Justru dengan napak tilas bisa memberikan edukasi kepada peserta yang mayoritas
pelajar untuk mengenang kembali kebiadaban PKI kala itu dengan membunuh secara
kejam Gubernur Suryo,” terang Kanang panggilan akrab Bupati Ngawi.
Jelasnya dengan rute Monumen Suryo
diteruskan menyusuri Bengawan Solo demikian juga Kali Kakak dan berakhir Museum
Trinil memberikan satu referensi akan sejarah bangsa ini. Dimana Gubernur Suryo
diseret sejauh 10 kilometer melawati tiga sungai yang berakhir di Kali Kakak lalu
dibunuh oleh PKI.
Jika dikaitkan dengan finish di Museum
Trinil yang masuk Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi sebagai potret akan keberadaan
manusia purba. Bahwasanya, sekitar 2 juta tahun lalu ada suatu kehidupan
manusia purba dilokasi Trinil. Sekaligus dengan napak tilas bisa memancing
wisatawan untuk mengenal keberadaan Museum Trinil sebagai lokasi penyimpanan
tulang-tulang purba.
Ditempat yang sama Rahmad Didik Purwanto
Kepala Disparpora Ngawi kegiatan lintas alam napak tilas memang dibanjiri
peminat dari luar daerah. Mereka bersama tim perseorangan maupun beregu yang
didominasi pelajar menyusuri kembali keberadaan sejarah.
“Semua peserta dinilai baik kecepatan
maupun ketepatan waktu sampai finish di Museum Trinil. Napak tilas yang pertama
kalinya digelar ini memang sengaja kita suguhkan panorama alam Ngawi demikian
juga nilai sejarah yang ada didalamnya,” pungkasnya. (pr)
0 komentar: