SIGAPNGAWI - Yuwono Kartiko yang kerap disapa King mengingatkan pihak panitia
seleksi (pansel) rekrutmen direktur PDAM maupun PD Sumber Bhakti untuk
ekstra ketat dalam melaksanakan semua tahapan dari awal hingga akhir.
Jangan sampai proses seleksi tersebut menghasilkan nahkoda untuk dua
perusahaan daerah itu tanpa kwalitas/mutu.
Mengingat
PDAM maupun PD Sumber Bhakti jelas bagian dari BUMD milik Pemkab Ngawi
yang harus tumbuh berkembang sesuai harapan masyarakat. Menyikapi
perihal seleksi, King yang pernah menduduki kursi direktur PD Sumber
Bhakti dari tahun 2002 hingga 2013 tersebut berharap pansel bisa
kerjasama dengan tim penguji yang benar-benar mumpuni dan independen.
"Rekrutmen
direktur perusahaan daerah (BUMD-red) harus punya standar minimal dalam
setiap penilaianya. Yang mempunyai hal itu tentunya tim penguji,"
terang King, Rabu, (28/11/2018).
Selebihnya,
jika tidak ada peserta yang melampaui standar nilai minimal jangan
dipaksa untuk mengambil poin tertinggi. Sebab, beban tanggungjawab untuk
menjalankan dua perusahaan daerah itu sangatlah berat. Apabila capaian
nilai tidak mencapai batas minimal lebih baik rekrutmen ulang. Jangan
sampai ada kesan pilihan terbaik dari terjelek.
Ia
katakan sesuai era kepemimpinanya dulu khususnya di PD Sumber Bhakti
dengan modal cupet sekitar Rp 600 juta terbukti bisa menjalankan
manajemen secara baik dan berkembang. Bahkan saat itu jumlah karyawanya
pun hampir 30 orang. Berbalik dengan kondisi sekarang ini, meskipun
dapat suntikan dana sekitar Rp 1 miliar dari pos APBD nyatanya PD Sumber
Bhakti masih jalan ditempat ditambah jumlah karyawannya malah menyusut
drastis.
"Sudah dapat suntikan dana besar malah belum muncul pertanggungjawaban sampai sekarang ini," jelasnya.
King
mewanti-wanti figur untuk menjadi direktur di PDAM demikian juga PD
Sumber Bhakti tidak semudah membalikan telapak tangan. Harus mempunyai
ilmu maupun skill yang bagus dalam menjalankan roda perusahaan. Untuk
mencapai tujuanya, calon direktur dua perusahaan daerah itu pun wajib
menguasai ilmu manajerial suatu perusahan ditambah kemampuan dibidang
birokrasi pemerintahan sesuai regulasinya.
"Selaian
mampu secara manajerial juga memahami kaidah-kaidah suatu perusahan
termasuk budaya manajemen maupun kultur dari perusahaan yang ia pegang,"
beber King.
Tandas King
yang duduk di Komisi III DPRD Ngawi ini meyakini apabila dua perusahaan
itu dipegang hanya mendasar penilaian tanpa standar minimal jelas
berdampak buruk terhadap perusahaan itu sendiri. Tentu dipastikan bakal
gulung tikar. King yang tercatat sebagai caleg PDIP nomor urut 1 dapil I
Ngawi (Ngawi Kota, Pitu dan Kasreman) mengajak pansel untuk kerja
semaksimal mungkin. Muaranya, dua perusahaan daerah baik PDAM dan PD
Sumber Bhakti dipegang oleh orang-orang yang mempunyai kompetensi bukan
ada kesan asal comot. (pr)
0 komentar: