SIGAPNGAWI – Kali ini bukan sembarang tikus pengerat melainkan
masuk kategori hama yang meresahkan petani. Setelah memanfaatkan
jebakan tikus beraliran listrik bak senjata makan tuan, kini petani di
wilayah Ngawi, Jawa Timur intensifkan dengan cara yang lebih ramah
lingkungan.
Seperti di Desa Dempel, Kecamatan Geneng puluhan petani dibawah
komando Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar melakukan gropyokan ke sarang tikus
di wilayah area persawahan wilayah setempat, Rabu, (12/12/2018). Dengan
senjata pentungan petani langsung membantai satu persatu tikus.
“Kita lakukan pembasmian hama tikus dengan cara yang lebih ramah.
Kalau pakai jebakan listrik itu sangat berbahaya tercatat ada tujuh
petani meninggal selama tahun 2018 ini,” jelas Ony Anwar.
Ia mengingatkan, kepada semua petani jangan sampai menggunakan cara
yang sekiranya membahayakan nyawa. Justru sebaliknya, dengan gerakan
gropyok tikus akan bisa mengurangi salah satu hama pengerat tersebut
dengan maksimal.
“Apalagi sudah jelas-jelas polisi melarang jebakan tikus beraliran
listrik. Makanya petani harus aktif dan terjadwal melakukan gropyokan
tikus ini,” ulas Ony.
Ditempat yang sama guna merangsang petani menggelar gropyokan tikus
pihak perangkat desa setempat memberikan semacam ‘reward’. Sugeng Wiyono
Kepala Desa Dempel pihaknya memberikan hadiah kepada petani berupa uang
tunai bagi yang mendapatkan tikus.
“Biar petani semangat kita apresiasi uang lelahnya supaya mereka
aktif melakukan kegiatan semacam ini,” tutup Sugeng Wiyono. (pr)
0 komentar: