Minggu, 14 Oktober 2018

Gabah Melejit Petani Khawatirkan Harga Pupuk


SIGAPNGAWI || Melemahnya nilai tukar rupiah tembus Rp 15 ribu per dollar cukup berpengaruh pada nilai jual hasil pertanian khususnya gabah. Awal musim panen ketiga tahun ini di wilayah Ngawi, Jawa Timur harga gabah terus melambung terhitung sepekan terakhir. 

Dari Rp 4.700 ribu per kg gabah kini tembus Rp 5.000 ribu per kg. Hal itu mengindikasikan harga gabah berpengaruh langsung terhadap nilai tukar rupiah. Di satu sisi petani dibuat lega dan melonggarkan ikat pinggang. Namun, belum tentu petani dibuat puas pasca panen ketika memasuki musim tanam berikutnya. 

"Lumayan harga gabah terus meningkat tetapi juga khawatir dengan harga pupuk nantinya. Bagaimana kalau ikut melesat naik drastis harganya tentu merepotkan kita juga nantinya," ujar Supriyono, Senin, (15/10).

Salah satu petani sekaligus kepala desa (kades) Teguhan, Kecamatan Paron, Ngawi hanya berharap pemerintah harus bijak menyikapi masalah petani jika harga pupuk benar-benar naik. Jangan sampai nilai jual tidak sebanding dengan biaya produksi seperti musim sebelumnya. 

Menyusul sebagai petani penggarap sawah ujarnya, setiap musim tanam dirinya harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pupuk. Hampir puluhan juta pasti keluar dari dompetnya untuk membeli 7 ton pupuk dengan bermacam jenisnya. Sebab, setiap per 1 hektar sawah membutuhkan sekitar 1 ton pupuk yang terdiri Urea, Za, maupun pupuk organik plus obat pestisida.

"Hitung saja kalau 1 ton pupuk waktu harga normal sudah tembus 3 juta rupiah. Kalau nanti harga pupuk naik dengan alasan nilai tukar rupiah bagaimana nasib petani seperti saya ini," pungkas Supriyono. (pr)
 
 

SHARE THIS

Author:

Facebook Comment

0 komentar: