SIGAPNGAWI || Penyebaran penyakit HIV/AIDS di
wilayah Ngawi terhitung sampai Agustus 2018 lalu jumlah penderitanya cukup
mengkhawatirkan. Bahkan jumlahnya terhitung sampai 562 penderita dari 24 Puskesmas
dan 161 diantaranya dinyatakan meninggal. Dari wilayah itu, Puskesmas Teguhan
yang mencakup wilayah 6 desa (Teguhan, Semen, Kedungputri, Babadan, Sirigan dan
Gentong) tercatat paling terbanyak penderita HIV/AIDS mencapai 41 orang.
Data ini meliputi 20 orang penderita
laki-laki ditambah 21 orang perempuan dan yang masih bertahan hidup ada 27
orang penderita sedangkan 14 penderita sudah meninggal akibat ganasnya penyakit
tersebut. Dan penyebaran penyakit HIV/AIDS terbanyak ada di tiga desa dari enam
desa antara lain Semen, Teguhan dan Gentong.
Kepala UPT Puskesmas Teguhan dr Arvika
Rastra menegaskan, pihaknya terus melakukan sosialisasi yang menyasar ke
seluruh elemen warga masyarakat diwilayah kerjanya. Tujuanya tidak lain untuk
memahami tentang tingkat resiko bahaya akan HIV/AIDS dan cara pencegahanya.
Termasuk memberikan bimbingan konseling
terhadap pelajar setingkat SMP dan SMA tentang edukasi penyakit HIV/AIDS. Tidak
sebatas itu pihaknya pun terus melakukan bimbingan demikian juga pemantauan
terhadap para penderita termasuk memberikan obat antiretroviral (ARV).
“Kita selalu memberikan pemahaman melalui
sosialisasi rutin tentang bahaya penyakit HIV/AIDS ini,” terang dr Arvika via
selular, Jum’at, (09/11/2018).
Bebernya, guna mengefektifkan
sosialisasi awal tahun 2019 akan dilounching Posyandu Remaja. Sasaranya
terhadap para remaja baik yang duduk dibangku sekolah maupun ditengah
masyarakat agar mengetahui secara persis tingkat kesehatan dirinya
masing-masing.
Selain itu para remaja agar mengetahui
resiko tentang sex bebas, HIV/AIDS dan bahaya narkoba. Tambah dr Arvika yang
juga sekaligus Ketua Pelaksana Satelit Pembina Remaja se-Kabupaten Ngawi tersebut
mengungkapkan, setiap remaja semaksimal mungkin memproteksi diri dari pergaulan
negative. (pr)
0 komentar: