NGAWI - Beternak love bird merupakan
kegiatan mengasyikkan sekaligus mendatangkan keuntungan besar. Apalagi kalau
ditunjang dengan keberanian membeli induk berkualitas yang berharga mahal maka
hasilnya pun berlipat sehingga tak kalah dengan pendapatan eksekutif berdasi.
Tapi kini lain meskipun berdasi alias
orang penting sebagai anggota DPRD Ngawi dari Partai Gerindra Yudho tetap saja
merintis usaha sampingan yang bernilai puluhan juta. Tebak saja, disela-sela
sebagai wakil rakyat ia menekuni sebagai ternak burung love bird dirumahnya
Jalan Kanigoro, RT 05/RW 07, Dusun Sambirobyong, Desa/Kecamatan Geneng, Ngawi.
“Awalnya ternak love bird itu memang
bagian dari hobby saya sebelumnya yang suka ternak burung tapi burung
biasa-biasa itu. Kemudian beli anakan love bird jenis biola nilainya sudah
jutaan saat itu kemudian jadi indukan dan berkembang hingga kini,” terang Yudho
dengan nama komplit Yudho Aris Saputro ini, Selasa (06/03)
Untuk melakukan usaha sampingan bernilai
tinggi tersebut Yudho memanfaatkan salah satu ruang rumahnya berukuran 4x5
meter sebagai kandang love bird. Tak heran jika lokasinya pun harus benar-benar
protek dari aksi maling mengingat harga burung love bird miliknya bukan kelas ‘ecek-ecek’
melainkan bernilai puluhan juta setiap ekornya tergantung pada jenis.
Kini, ia mengoleksi beberapa jenis love
bird mulai biola, pb hingga euwing yang harganya bikin mata ngiler. Betapa tidak
kata Yudho, beberapa waktu lalu love bird jenis euwing pernah ditawar Rp 25
juta sepasang. Meski ditawar nilai fantastis sekelas burung belum juga dilepas
karena harganya belum cocok.
Ia mengaku baru satu-satunya peternak di
wilayah Ngawi yang mengoleksi love bird jenis biola maupun euwing yang
jumlahnya mencapai belasan ekor. Masalah harga memang berkisar diatas Rp 15
juta setiap ekornya dan mampu menembus pasar nasional. Mengapa harganya bisa
mahal ? kata suami dari Friska Febelinda mendasar dari spesifikasi warna bulu.
Makin
variatif warna bulu yang dimiliki akan mempengaruhi nilai jualnya.
Dilain sisi, usahanya itu tidak
menyurutkan dirinya sebagai wakil rakyat di DPRD Ngawi justru termotivasi untuk
terus mengabdi sebagai penyambung lidah sekaligus memperjuangkan hak
rakyat. Mengenai keuntungan dari ternak
burung ‘mahalnya’ itu beber Yudho, sebagian ia sedekahkan ke fakir miskin dan kaum
duafa disekitar tempat tinggalnya.
“Kalau dapat rejeki dari penjualan
burung ya sebagian keuntunganya saya bantukan ke saudara-saudara sekitar sini
yang membutuhkan. Tidak apa-apa meskipun nilainya kecil yang penting iklas,”
urainya. (pr)
0 komentar: