NGAWI - Menjelang pemilihan gubernur dan
wakil gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018 merupakan momen menarik untuk disimak dari
program pro rakyat yang dijanjikan para pasangan calon (paslon) atau sang kandidat.
Tetapi lain halnya bagi salah satu petani asal Desa Teguhan, Kecamatan Paron,
Ngawi ini dengan blak-blakan ia mengaku yakin atas figur Syaifullah Yusuf (Gus
Ipul) bersama duetnya Puti Guntur Soekarno (Puti) untuk memimpin Jawa Timur
lima tahun kedepan.
“Bagi saya petani yang tidak tahu
apa-apa ini kayaknya yakin saja sama Gus Ipul dan Puti itu. Mereka kelihatanya
berpengalaman dibidang pertanian, makanya saya berharap seandainya jadi
gubernur nanti nasib petani seperti saya ini lebih diperhatikan gitu saja,”
terang Harianto petani asal Desa Teguhan, Selasa (06/03).
Alasanya, wilayah Ngawi merupakan satu
daerah dari 38 kabupaten/kota sebagai lumbung padi di wilayah Jawa Timur
sekaligus sebagai parameter keberhasilan pertanian. Untuk itu Harianto pun
tidak minta yang neko-neko terpenting
adalah soal harga gabah pasca panen harus diperhatikan. Jangan sampai petani padi
dirugikan oleh para spekulan yang berakibat biaya produksi tidak kembali
ditangan.
“Paling tidak harga gabah sesuai HPP lah
jangan dibawahnya itu sudah layak bagi petani. Untuk itu Gus Ipul bersama Puti
harus membuat kebijakan strategis buat petani di Ngawi ini. Mengingat Ngawi
katanya sebagai sentra produksi padi untuk memasok kebutuhan beras nasional,”
beber Harianto.
Sambungnya, dirinya menyambut baik program
pemaparan dari Puti Guntur beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa sektor pertanian adalah soko guru ekonomi. Karena itu
pemerintah memperhatikan melalui kebijakan pro petani. Apalagi dikabarkan
bersama Gus Ipul, cucu dari Presiden Soekarno itu tengah mematangkan rencana
kebijakan yang pro petani, baik mengenai aspek modal, bibit, pupuk dan sarana
produksi pertanian.
Terpisah
beberapa waktu sebelumnya, seperti yang dikatakan Bupati Ngawi Budi Sulistyono
menandaskan kalau toh wilayahnya telah mampu memasok kebutuhan beras nasional.
Menyusul kebutuhan gabah untuk Ngawi sendiri hanya 20 persen dari total produksinya
sekitar 150 ribu ton per tahun.
“Kebutuhan padi
untuk warga Kabupaten Ngawi hanya sekitar 20 persen dari total produksi sekitar
150.000 ton, sehingga kelebihanya mencapai 80 persen untuk mengisi pasar
nasional, termasuk Jakarta. Dari alasan inilah dari tahun ke tahun kita terus
memacu produktifitas gabah di Ngawi ini,” pungkas Kanang sapaan akrab Bupati
Ngawi. (pr)
0 komentar: