Rabu, 31 Oktober 2018

Terkait Insiden Garut, KH Ulin Jangan Terpancing Provokasi Medsos


SIGAPNGAWI ||  Peristiwa pembakaran bendera berkalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, memicu polemik dan kontroversi. Namun para jama’ah terutama kalangan nahdliyin demikian juga masyarakat luas diminta tetap tenang.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ngawi KH Ahmad Ulinnuha Rozy tak ingin ada pihak yang memancing di air keruh terkait kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid itu.
Dia mengingatkan masyarakat agar tak terpengaruh berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan sangat mungkin sengaja dihembuskan pihak tertentu melalui media sosial (medsos) dengan tujuan untuk memperkeruh situasi.
Pertama, pengasuh Ponpes Darul Mukhlisin Temulus Desa Kedungharjo, Mantingan, Ngawi tersebut meminta untuk menyerahkan serangkaian permasalahan terkait insiden Garut ke petugas kepolisian baik pelaku pembakaran maupun pengibar bendera bertuliskan kalimat tauhid.
“Biarlah siapapun yang bersalah diproses secara hukum. Dan masyarakat harus lebih bijak dalam menyikapi permasalahan,” terang KH Ulin sapaan akrabnya, Sabtu, (27/10/2018).
Kedua kalinya KH Ulin meminta kepada semua lapisan masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dari insiden pembakaran bendera pada HSN di Garut. Bahkan jelasnya, tidak bisa dipungkiri lagi melihat dari situasi yang berkembang ada upaya dari kelompok tertentu yang terindikasi membuat gaduh ditengah kondisi yang sangat kondusif sekarang ini.
“Karena tidak mungkin ada sahabat banser maupun ansor itu tidak menghormati dan memuliakan kalimat tauhid. Maka sesungguhnya yang dilakukannya itu bentuk kecintaan terhadap negara ini (NKRI-red) dan tidak ada motif lain,” pungkasnya. (pr)




SHARE THIS

Author:

Facebook Comment

0 komentar: