SIGAPNGAWI || Peristiwa
pembakaran bendera berkalimat tauhid di Garut, Jawa Barat, memicu
polemik dan kontroversi. Namun para jama’ah terutama kalangan nahdliyin
demikian juga masyarakat luas diminta tetap tenang.
Ketua
Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Ngawi KH Ahmad
Ulinnuha Rozy tak ingin ada pihak yang memancing di air keruh terkait
kasus pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid itu.
Dia
mengingatkan masyarakat agar tak terpengaruh berita yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan sangat mungkin sengaja
dihembuskan pihak tertentu melalui media sosial (medsos) dengan tujuan
untuk memperkeruh situasi.
Pertama,
pengasuh Ponpes Darul Mukhlisin Temulus Desa Kedungharjo, Mantingan,
Ngawi tersebut meminta untuk menyerahkan serangkaian permasalahan
terkait insiden Garut ke petugas kepolisian baik pelaku pembakaran
maupun pengibar bendera bertuliskan kalimat tauhid.
“Biarlah
siapapun yang bersalah diproses secara hukum. Dan masyarakat harus
lebih bijak dalam menyikapi permasalahan,” terang KH Ulin sapaan
akrabnya, Sabtu, (27/10/2018).
Kedua
kalinya KH Ulin meminta kepada semua lapisan masyarakat untuk tidak
mudah terprovokasi dari insiden pembakaran bendera pada HSN di Garut.
Bahkan jelasnya, tidak bisa dipungkiri lagi melihat dari situasi yang
berkembang ada upaya dari kelompok tertentu yang terindikasi membuat
gaduh ditengah kondisi yang sangat kondusif sekarang ini.
“Karena
tidak mungkin ada sahabat banser maupun ansor itu tidak menghormati dan
memuliakan kalimat tauhid. Maka sesungguhnya yang dilakukannya itu
bentuk kecintaan terhadap negara ini (NKRI-red) dan tidak ada motif
lain,” pungkasnya. (pr)
0 komentar: