Rabu, 31 Oktober 2018

Peringati Sumpah Pemuda, GP Ansor Laksanakan Apel Besar & Workshop



SIGAPNGAWI || Ratusan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ngawi dan Banser daerah setempat dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-90 kali ini menggelar workshop kebangsaan dan apel sumpah pemuda dilapangan Desa Dero, Kecamatan Padas, Ngawi, (28/10/2018). 

Dalam kesempatan itu workshop dibuka langsung oleh Wadir Kamneg Mabes Polri Kombes Pol Dedy Djunaedy didampingi Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu dan Mahsun Fuad Ketua GP Ansor Ngawi.

Dalam pesannya Kombes Pol Dedy Djunaedy sebelum membuka workshop menjelaskan, pihaknya mengapresiasi seluruh jajaran pengurus GP Ansor yang telah menggelar workshop tentang kebangsaan demi menjaga keamanan, kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. 

Ia menekankan, terkait peristiwa pembakaran bendera dalam tanda petik milik organisasi terlarang HTI di Garut, Jawa Barat semua pihak harus bijak dalam menyikapi persoalan tersebut.

Diakui Dedy, pembakaran bendera HTI menjadikan persoalan sensitif dan jangan sampai bangsa menjadi terpecah belah. Efeknya sangat luar biasa jika tidak segera diredam dan bisa berpotensi meluas tidak sebatas didalam negeri melainkan bisa ke luar negeri. 

Dengan adanya peristiwa di Garut, harus diselesaikan dengan kepala dingin. Apalagi di Indonesia dengan mayoritas umat muslim tetap mengedepankan cara penyelesaian secara ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan ukhuwah Insaniyah. 

"Jangan sampai di Indonesia ini yang mayoritas muslim tercoreng dengan persoalan daripada peristiwa di Garut. Dimana peristiwa itu yang dilakukan bukan hanya sebatas penegakan melainkan bagaimana peran kita memelihara keamanan ini menjadi kondusif," terang Kombes Pol Dedy Djunaedy.

Dedy meminta seluruh anggota Ansor maupun Banser serta masyarakat luas khususnya di Ngawi harus bersikap arif, waspada dan dipenuhi rasa bijak dan tidak terprovokasi akan hasutan perpecahan yang mungkin sengaja dilakukan pihak tertentu. 

Apabila terjadi hasutan baik ujaran kebencian, penyebaran berita hoax yang diarahkan ke sesama anak bangsa apapun alasanya tidak dibenarkan baik moral apalagi hukum negara. Disatu sisi makna kebhinekaan yang selama ini sebagai satu eksistensi penopang keutuhan bangsa Indonesia akan sirna.

Ditempat yang sama Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu menegaskan, sesuai makna dari Sumpah Pemuda setiap individu pemuda bangsa terutama GP Ansor maupun Banser menjadi pemersatu keutuhan bangsa Indonesia. 

Demikian workshop kebangsaan yang digelar GP Ansor Ngawi mempunyai peran sentralistik terhadap pembentukan karakter pemuda bangsa. Hadirnya pemuda harus mempunyai sikap dan perilaku bisa menghargai perbedaan dan toleransi ditengah masyarakat. 

Apalagi generasi muda yang masih mempunyai rasa idealisme tinggi sangat rawan jika dipengaruhi paham-paham intoleran dan radikal. Sehingga perlu adanya pencegahan dini dengan memberikan wawasan kebangsaan kepada generasi muda seperti yang dilakukan GP Ansor Ngawi.

"Generasi muda dalam peranya harus mampu mengembangkan sikap-sikap toleransi dilingkungan masyarakat maupun sekolah. Dan kita tadi memberikan pemahaman tentang konsekuensi hukum apabila melanggar tindak pidana terorisme, radikalisme maupun penyebaran ujaran kebencian dan atau penyebaran berita hoax dan lain-lainya," ulas Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu.

Selanjutnya Mahsun Fuad Ketua GP Ansor Ngawi adanya workshop kebangsaan dan apel sumpah pemuda dilatarbelakangi dari kondisi yang luar biasa baik isu politik maupun SARA. Dengan adanya itu tujuan dari workshop untuk kembali meneguhkan sikap anak bangsa terhadap komitmen menjaga kedaulatan NKRI.

"Tentunya kami Ansor maupun Banser bersama elemen masyarakat lainya ingin Indonesia satu, Indonesia damai dan tidak ada konflik didalamnya. Mudah-mudahan kegiatan yang kami gelar hari ini bermanfaat positif bagi semuanya untuk lebih mencintai negeri dan bangsa Indonesia yang berdaulat berdasar Pancasila dan UUD 1945," pungkas Mahsun. (pr)
 
 

SHARE THIS

Author:

Facebook Comment

0 komentar: