Kamis, 29 November 2018

MAN Paron Dibobol Maling 7 Laptop Lenyap, Polsek Datangi TKP

MAN Paron Dibobol Maling 7 Laptop Lenyap, Polsek Datangi TKP


SIGAPNGAWI - Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Paron baru saja dibobol maling dengan mengobok-obok ruang guru. Akibatnya 7 unit laptop merek Asus lenyap. Kejadian itu baru diketahui sekitar pukul 05.00 WIB, Jum'at, (30/11/2018), oleh petugas kebersihan sekolah setempat. 

"Usai kejadian dan dilaporkan, kami langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan olah TKP. Sejauh ini masih kami lakukan pemeriksaan saksi-saksi," terang Kapolsek Paron AKP Widodo, Jum'at, (30/11/2018).

Sesuai awal kronologinya, Giono selaku petugas kebersihan baru saja membersihkan halaman sekolah. Lantas masuk ke ruang guru untuk membersihkan namun dikagetkan dengan adanya teralis cendela yang rusak. Setelah di cek, ternyata laptop yang digunakan untuk ujian kelas XII tidak berada ditempat. 

Akibat kejadian ini MAN 1 Paron mengalami kerugian sekitar Rp 21 juta. Untuk melakukan pengungkapan kasus tersebut ujar Widodo, mendatangkan tim identifikasi Polres Ngawi untuk mengambil beberapa sidik jari yang mungkin tertempel di teralis cendela maupun pintu di TKP. 

"Setelah dilakukan pengecekan melibatkan tim identifikasi kami akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelakunya," pungkas AKP Widodo. (pr)


Rabu, 28 November 2018

Harap King, Direktur BUMD Wajib Kuasai Manajerial Ganda Jangan Asal Comot

Harap King, Direktur BUMD Wajib Kuasai Manajerial Ganda Jangan Asal Comot




SIGAPNGAWI - Yuwono Kartiko yang kerap disapa King mengingatkan pihak panitia seleksi (pansel) rekrutmen direktur PDAM maupun PD Sumber Bhakti untuk ekstra ketat dalam melaksanakan semua tahapan dari awal hingga akhir. Jangan sampai proses seleksi tersebut menghasilkan nahkoda untuk dua perusahaan daerah itu tanpa kwalitas/mutu.

Mengingat PDAM maupun PD Sumber Bhakti jelas bagian dari BUMD milik Pemkab Ngawi yang harus tumbuh berkembang sesuai harapan masyarakat. Menyikapi perihal seleksi, King yang pernah menduduki kursi direktur PD Sumber Bhakti dari tahun 2002 hingga 2013 tersebut berharap pansel bisa kerjasama dengan tim penguji yang benar-benar mumpuni dan independen. 

"Rekrutmen direktur perusahaan daerah (BUMD-red) harus punya standar minimal dalam setiap penilaianya. Yang mempunyai hal itu tentunya tim penguji," terang King, Rabu, (28/11/2018).

Selebihnya, jika tidak ada peserta yang melampaui standar nilai minimal jangan dipaksa untuk mengambil poin tertinggi. Sebab, beban tanggungjawab untuk menjalankan dua perusahaan daerah itu sangatlah berat. Apabila capaian nilai tidak mencapai batas minimal lebih baik rekrutmen ulang. Jangan sampai ada kesan pilihan terbaik dari terjelek. 

Ia katakan sesuai era kepemimpinanya dulu khususnya di PD Sumber Bhakti dengan modal cupet sekitar Rp 600 juta terbukti bisa menjalankan manajemen secara baik dan berkembang. Bahkan saat itu jumlah karyawanya pun hampir 30 orang. Berbalik dengan kondisi sekarang ini, meskipun dapat suntikan dana sekitar Rp 1 miliar dari pos APBD nyatanya PD Sumber Bhakti masih jalan ditempat ditambah jumlah karyawannya malah menyusut drastis. 

"Sudah dapat suntikan dana besar malah belum muncul pertanggungjawaban sampai sekarang ini," jelasnya.

King mewanti-wanti figur untuk menjadi direktur di PDAM demikian juga PD Sumber Bhakti tidak semudah membalikan telapak tangan. Harus mempunyai ilmu maupun skill yang bagus dalam menjalankan roda perusahaan. Untuk mencapai tujuanya, calon direktur dua perusahaan daerah itu pun wajib menguasai ilmu manajerial suatu perusahan ditambah kemampuan dibidang birokrasi pemerintahan sesuai regulasinya. 

"Selaian mampu secara manajerial juga memahami kaidah-kaidah suatu perusahan termasuk budaya manajemen maupun kultur dari perusahaan yang ia pegang," beber King. 

Tandas King yang duduk di Komisi III DPRD Ngawi ini meyakini apabila dua perusahaan itu dipegang hanya mendasar penilaian tanpa standar minimal jelas berdampak buruk terhadap perusahaan itu sendiri. Tentu dipastikan bakal gulung tikar. King yang tercatat sebagai caleg PDIP nomor urut 1 dapil I Ngawi (Ngawi Kota, Pitu dan Kasreman) mengajak pansel untuk kerja semaksimal mungkin. Muaranya, dua perusahaan daerah baik PDAM dan PD Sumber Bhakti dipegang oleh orang-orang yang mempunyai kompetensi bukan ada kesan asal comot. (pr)

 
Rekrutmen Petinggi BUMD Di Ngawi Sepi Peminat, Ini Buktinya

Rekrutmen Petinggi BUMD Di Ngawi Sepi Peminat, Ini Buktinya


SIGAPNGAWI - Rekrutmen kursi direktur dua perusahaan daerah yang notabene BUMD baik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun PD Sumber Bhakti sampai penutupan pendaftaran Selasa kemarin 27 November 2018 terkesan sepi peminat. Terbukti selama 13 hari dibuka hingga waktu terakhir ditutup hanya 11 orang pendaftar. Terdiri 8 orang pendaftar untuk PDAM dan 3 orang pendaftar untuk PD Sumber Bhakti.

Aries Dewanto sekretaris panitia seleksi (pansel) menjelaskan, dari jumlah keseluruhan para pendaftar tersebut diantaranya ada 5 orang internal PDAM plus 1 orang internal dari PD Sumber Bhakti. Meski demikian tandasnya, penjaringan calon direktur dua lembaga BUMD tersebut mendasar Permendagri Nomor 37 Tahun 2018 dan Perbup Ngawi Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pemberhentian maupun pengangkatan Anggota Direksi BUMD milik Pemkab Ngawi.

Dengan alasan itulah, ia tidak akan main-main dalam semua tahapannya. Termasuk pemeriksaan berkas administrasi sebagai satu persyaratan yang mutlak untuk dipenuhi. Jika semua dinyatakan lengkap para peserta akan dipersilahkan mengambil nomor tes UKK atau semacam fit and propert test. Dan pengumuman berkas administrasi direncanakan akan diumumkan pada 29 November 2018 mendatang.

“Kita lakukan pemeriksaan syarat administrasi dulu sebelum tes UKK. Semua dilakukan secara transparan,” terang Aries Dewanto, Rabu, (28/11/2018).

Jelasnya lagi, dalam perhitungan nilai akhir UKK tetap mengacu pada 6 indikator. Antara lain, pengalaman, keahlian, integritas dan moral, kepemimpinan, pemahaman atas penyelenggaraan pemerintah daerah dan terakhir harus memiliki kemauan yang kuat dan integritas tinggi. Tentu semua indikator akan dinilai berapa besar bobotnya yang dihasilkan dalam tes nantinya. (pr)


Selasa, 27 November 2018

Rekrutmen Petinggi BUMD Di Ngawi Sepi Peminat, Ini Buktinya

Rekrutmen Petinggi BUMD Di Ngawi Sepi Peminat, Ini Buktinya

SIGAPNGAWI - Rekrutmen kursi direktur dua perusahaan daerah yang notabene BUMD baik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun PD Sumber Bhakti sampai penutupan pendaftaran Selasa kemarin 27 November 2018 terkesan sepi peminat. Terbukti selama 13 hari dibuka hingga waktu terakhir ditutup hanya 11 orang pendaftar. Terdiri 8 orang pendaftar untuk PDAM dan 3 orang pendaftar untuk PD Sumber Bhakti.
Aries Dewanto sekretaris panitia seleksi (pansel) menjelaskan, dari jumlah keseluruhan para pendaftar tersebut diantaranya ada 5 orang internal PDAM plus 1 orang internal dari PD Sumber Bhakti. Meski demikian tandasnya, penjaringan calon direktur dua lembaga BUMD tersebut mendasar Permendagri Nomor 37 Tahun 2018 dan Perbup Ngawi Nomor 25 Tahun 2018 tentang Pemberhentian maupun pengangkatan Anggota Direksi BUMD milik Pemkab Ngawi.
Dengan alasan itulah, ia tidak akan main-main dalam semua tahapannya. Termasuk pemeriksaan berkas administrasi sebagai satu persyaratan yang mutlak untuk dipenuhi. Jika semua dinyatakan lengkap para peserta akan dipersilahkan mengambil nomor tes UKK atau semacam fit and propert test. Dan pengumuman berkas administrasi direncanakan akan diumumkan pada 29 November 2018 mendatang.
“Kita lakukan pemeriksaan syarat administrasi dulu sebelum tes UKK. Semua dilakukan secara transparan,” terang Aries Dewanto, Rabu, (28/11/2018).
Jelasnya lagi, dalam perhitungan nilai akhir UKK tetap mengacu pada 6 indikator. Antara lain, pengalaman, keahlian, integritas dan moral, kepemimpinan, pemahaman atas penyelenggaraan pemerintah daerah dan terakhir harus memiliki kemauan yang kuat dan integritas tinggi. Tentu semua indikator akan dinilai berapa besar bobotnya yang dihasilkan dalam tes nantinya. (pr)


Hari Ini Jokowi Resmikan Tol Sragen - Ngawi, Berikut Fakta Tol Trans Jawa

Hari Ini Jokowi Resmikan Tol Sragen - Ngawi, Berikut Fakta Tol Trans Jawa



SIGAPNGAWI - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan resmikan tol ruas Sragen-Ngawi, Rabu (28/11/2018) siang. Peresmian dilakukan di rest area KM 538 kawasan Ngrampal, Sragen.

Direktur Utama PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) David Wijayatno mengatakan setelah diresmikan, masyarakat dapat menikmati jalan tol itu secara gratis. Menurutnya penggratisan dilakukan selama seminggu sebagsi sosialisasi tarif dan golongan kendaraan. 

"Hal itu sesuai Diktum Kelima Kepmen PUPR Nomor: 897/KPTS/M/2018," papar dia.

Ia mengatakan, pengoperasian tol Sragen-Ngawi adalah tahap ke tiga dari pengoperasian jalan tol Solo-Ngawi secara keseluruhan. 

Berikut fakta tentang tol trans Jawa

Tol Trans Jawa termasuk dalam Asian Highway 2 atau Jaringan Jalan Asia. Merupakan kerjasama antara negara-negara di Asia, Eropa, dan Economic and Social Commision for Asia and the Pacific (ESCAP) PBB. Dibahas pada sidang ke 48 pada tahun 1992 yaitu pembangunan terdiri dari Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway sebagai proyek fasilitasi transportasi perjalanan darat yang menyatukan Benua Asia kemudian bersambung sampai dengan Benua Eropa.

*Pada Era Presiden Soeharto*
Tol Trans Jawa (Merak-Banyuwangi) total panjangnya kurang lebih 1200 Km, digagas pada era Presiden Soeharto. Terdiri dari : Merak-Tangerang 72,45 km dibangun pada tahun 1984; Tangerang-Jakarta 26,3 km dibangun tahun 1980; Jakarta Inner Ring Road (JIRR)  46 km dibangun tahun 1987-1996; Jakarta Outer Ring Road (JORR)  64 km pada era ini menyelesaikan Cikunir-Cakung tahun 1990 dan Pondok Pinang-Lenteng Agung tahun 1995, selebihnya diselesaikan di Era Presiden SBY; Jakarta-Cikampek 73 km dibangun tahun 1985-1987.

Di era ini telah digagas 9 ruas utama Cikampek-Surabaya yang dimulai tahun 1995 dengan total panjang 615 km, tetapi mengalami stagnasi karena krisis moneter pada 1998, yaitu : Cikampek-Palimanan 116,75 km; Pejagan-Pemalang 57,5 km; Pemalang-Batang 39,2 km; Batang-Semarang 75 km; Semarang-Solo 72,64 km; Solo-Ngawi 90,1 km; Ngawi-Kertosono 87,02 km; Mojokerto-Jombang-Kertosono 40,5 km; Mojokerto-Surabaya 36,27 km; Penundaan program Tol Trans Jawa ditandai dengan Keputusan Presiden No.39/1997.

Untuk Surabaya-Gempol 43 km dibangun pada 1986-1993. (ruas tol porong-gempol ditutup sejak 2006 akibat lumpur lapindo).

*Pada Era Presiden SBY*
Stabilitas ekonomi, keamanan  dan politik pasca krisis moneter mejadi prioritas di era ini dan infrastruktur juga dimulai. Jakarta Outer Ring Road (JORR 1)  64 km diselesaikan dan diperluas ke tahap JORR 2 dengan panjang 110,4 km.

Dan mulai tahun 2005 Tol Trans Jawa Cikampek-Surabaya mulai memasuki fase percepatan, pembangunan yang tertunda mulai diteruskan dengan dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol (BPJL). Hingga akhir jabatan SBY progresnya sebagai berikut : Tol Cikampek-Palimanan dimulai pada 8 Desember 2011 dan beroperasi 3 juni 2015; Pejagan-Pemalang kontrusksi 9,96%; Pemalang-Batang pembebasan tanah 1,86%; Batang-Semarang pembebasan tanah 20,31%; Semarang-Solo konstruksi 31,43%; Solo-Ngawi konstruksi 15,20%; Ngawi-Kertosono pembebasan tanah 66,40%; Mojokerto-Jombang-Kertosono konstruksi 66,40%; Mojokerto-Surabaya konstruksi  33,51%; 

*Pada Era Presiden Jokowi*
Pembangunan Tol Trans Jawa dilanjutkan dan dipercepat/dikebut, dengan target selesai pada tahun 2019. Progres Sampai dengan akhir 2018, Tol Cikampek-Surabaya terhubung dan sudah operasional (menyisakan Wilangan-Kertosono 76%); 

Pada era ini Tol Trans Jawa diperluas lagi, Surabaya-Porong yang telah beroperasi sejak tahun 1993 dilanjutkan Porong-Gempol 6,34 km dan Gempol-Pasuruan 34,15 km telah beroperasi menyisakan pasuruan-grati. Dilanjutkan Pasuruan -Probolinggo 31 km dan berlanjut Tol Probolinggo-Banyuwangi 170,36 km mulai dibangun 2017 ditargetkan selesai pada 2020. (pr)
 
 
Lagi Warga Ngawi Temukan Gading Gajah Purba Saat Gali Septic Tank

Lagi Warga Ngawi Temukan Gading Gajah Purba Saat Gali Septic Tank



SIGAPNGAWI -  Diperkirakan sebagai fosil purba lagi-lagi ditemukan warga di wilayah Ngawi, Jawa Timur. Kali ini fosil purba berukuran panjang sekitar 120 centimeter ditemukan warga Dusun Pelanggarem, Desa Pelang Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi saat mereka menggali septic tank.

Menurut warga setempat saat menggali dengan kedalaman sekitar 2 meter mendadak menemukan fosil purba yang diyakini sebagai gading gajah mengingat dari bentuknya. Yakni berbentuk panjang dan lonjong dengan diameter lebih 10 centimeter.

“Fosil itu ditemukan saat warga tengah menggali pembuangan mushola. Awalnya dikira kayu namun ketika diangkat ternyata semacam gading gajah sayangnya patah,” kata terang Suyatno warga setempat, Selasa, (27/11/2018).

Terkait temuan itu jelas Suyatno langsung dilaporkan ke Museum Trinil Ngawi agar keberadaan fosil purba segera diamankan. Kemudian petugas museum mendatangi lokasi dan berusaha mengambil sisa-sisa potongan untuk diteliti lebih lanjut.

Dipastikan melihat dari ciri-ciri gading gajah tersebut masuk kategori dari species Stegodon Trigonocephalus adalah sejenis gajah purba dari suku Stegodontidae. Hewan yang telah punah ini diperkirakan hidup pada kurun waktu 2,6 juta hingga 12 ribu tahun yang silam, mulai dari Suriah hingga Indonesia. Fosil-fosilnya, pernah ditemukan di Sangiran, Trinil, dan Gunung Patiayam. (pr)
 
 
 
Soal Tugu Kartonyono Bisa Jadi Dewan Dipermainkan

Soal Tugu Kartonyono Bisa Jadi Dewan Dipermainkan



SIGAPNGAWI - Pasca inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi IV DPRD Ngawi ke Tugu Kartonyono pada Senin 19 November 2018 pekan kemarin hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan. Padahal dari hasil sidak pihak dewan meminta PT Asimuri Mitra Mulya selaku rekanan atas proyek senilai Rp 3,1 miliar tersebut untuk memperbaiki ulang hasil pekerjaan akhir.

Dari pengamatan dewan saat itu proses pekerjaan akhir kurang rapi masih ada lekukan yang menonjol, cat pun terkesan asal-asalan demikian juga tata lampu (Lighting-red) juga kurang. Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Ngawi kepada media menegaskan, pihaknya tetap menindaklanjuti hasil sidak.

"Ya kami akan koordinasi dengan PPK nya hasilnya seperti apa dibohongin atau tidak," terang Slamet Riyanto, Selasa, (27/11/2018).

Terpisah Teguh Suprayitna selaku PPK DPUPR Ngawi dengan gamblang menjelaskan, setelah dilakukan sidak dewan pihaknya melakukan koordinasi tim PHO dan bentuk rekomendasinya hampir sama dengan  dewan. Hanya saja perlu ditindaklanjuti dengan tes maupun uji laboratorium terkait kwalitas dari material tugu maupun item lainya. Dan hasil uji laboratorium itu sendiri baru diketahui pada Rabu besok, (28/11/2018).

"Hasil sidak dewan demikian juga dari tim PHO dan Banwas kita akumulasikan jadi satu agar bisa diakomodasi pihak PT. Intinya tetap kita tindaklanjuti," kata Teguh Suprayitna.

Sementara Agus Fathoni dari komunitas Langgar Sawo Ijo (LSI) Ngawi mewanti-wanti kepada dewan untuk terus memantau perkembangan Tugu Kartonyono. Jika tidak, pihaknya selaku masyarakat akan bersikap sesuai saluran yang ada. Sekali lagi terkait proyek Tugu Kartonyono jangan dibuat main-main. (pr)
 
 

Senin, 26 November 2018

Akibat Gendam Seorang PNS Tertipu Puluhan Juta Depan Kantor Diknas Ngawi

Akibat Gendam Seorang PNS Tertipu Puluhan Juta Depan Kantor Diknas Ngawi


SIGAPNGAWI - Hati-hati jika menjumpai orang tidak dikenal, bisa jadi menjadi korban gendam. Seperti yang dialami Puji Astuti perempuan 55 tahun seorang PNS asal Dusun Jatirejo, Desa Patalan, Kecamatan Kendal, Ngawi. Diduga akibat gendam yang dilancarkan orang tidak dikenal Puji Astuti mengalami kerugian totalnya mencapai Rp 65 juta.

Peristiwa yang dialami korban terjadi sekitar pukul 11.00 WIB pada Senin kemarin, (26/11/2018), dengan lokasi kejadian didepan kantor Dinas Pendidikan (Diknas) Ngawi. Kejadian berawal saat korban berada dipinggir jalan depan kantor Diknas Ngawi mendadak didatangi orang dengan mengendarai mobil yang mengaku Ibrahim berasal dari Brunai Darussalam.

Tanpa basa-basi si Ibrahim ini meminta korban untuk mengantarkan ke salah satu pondok pesantren (ponpes) diwilayah Kecamatan Mantingan, Ngawi dengan tujuan mau menginfakan sejumlah uang ke ponpes itu. Lantas Puji Astuti masuk mobil berwarna putih dan menuruti permintaan terduga pelaku tersebut. Namun ditengah perjalanan si Ibrahim tadi hanya mempunyai uang dolar Singapura dan meminta ditukarkan dengan uang rupiah milik korban.

Tetapi korban mengatakan tidak mempunyai uang tunai sesuai yang diminta Ibrahim dan hanya mempunyai dua buku tabungan. Rupanya jurus maut mulai dipasang terduga pelaku. Terbukti korban dimintai Ibrahim untuk mengambil uang tunai yang ada di kantor kas Bank Jatim unit Kendal. Dalam pencairan tunai itu uang yang diambil korban dari Bank jatim pertama senilai Rp 15 juta dan dari buku tabungan kedua sebesar Rp 50 juta.

“Setelah korban berhasil mencairkan uang tunai di Bank Jatim bersama terduga pelaku masuk mobil lagi. Ditengah perjalanan itulah uang korban diminta oleh terduga pelaku,” terang Kasubag Humas Polres Ngawi AKP ES Martono, Selasa, (27/11/2018).

Jelasnya, setelah memberikan uang senilai Rp 65 juta korban oleh terduga pelaku diberi amplop yang katanya berisi sejumlah uang dolar Singapura. Amplop itu langsung dimasukan kedalam tas korban dan keduanya naik mobil lagi meluncur ke Ngawi. Tepatnya dipertigaan depan markas Yon Armed 12 Ngawi korban diturunkan oleh terduga pelaku dari dalam mobil.

Selang beberapa menit korban naik becak untuk diantarkan ke Bank BRI Cabang Ngawi dengan tujuan menukarkan uang dolar yang ada di amplop pemberian terduga pelaku. Nahas, ketika amplop dibuka didepan teller bank ternyata berisi uang Rp 2 ribu dan sobekan kertas. Dengan kejadian itu kontan saja korban kaget bukan kepalang dan langsung melaporkan ke Polres Ngawi. (pr)


Ojol Ngawi Bersuara, Tuntut Prabowo Minta Maaf

Ojol Ngawi Bersuara, Tuntut Prabowo Minta Maaf



SIGAPNGAWI - Aksi ojek online (ojol) terus meluas, puluhan anggota ojol di Kota Ngawi sengaja melakukan unjuk rasa. Mereka menuntut calon presiden (Capres) Prabowo Subianto untuk segera minta maaf terkait pernyataanya beberapa waktu lalu. 

Para ojol yang berkumpul di alun-alun Kota Ngawi langsung membuat poster yang bertuliskan aspirasi tentang dugaan kekecewaan atas ucapan capres Prabowo Subianto yang menghina lulusan SMA hanya menjadi berprofesi sebagai ojol.

Massa yang mengenakan jaket ojol terus berorasi mengecam pernyataan Prabowo yang dinilai merendahkan profesinya sebagai ojol. Aksi tersebut langsung mendapatkan pengawalan ekstra ketat aparat Polres Ngawi sampai selesai.

"Kita hanya mencari nafkah halal untuk keluarga. Jangan sampai menghina ojek online seperti kita ini," terang Hasdi Rizal Korlap Ojol Ngawi, Senin, (26/11/2018).

Mereka pun memperingatkan Capres Prabowo agar berhati-hati dalam bertutur kata, sebab dari perkataan yang kurang baik akan memecah belah dan mengadu domba masyarakat. Selain itu Hasdi meminta terkait aksi unjuk rasa jangan dikaitkan dengan politik jelang Pilpres 2019.

Pungkasnya, belajar dari masalah itu meminta Prabowo untuk menghargai profesi dan kerja keras masyarakat untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Sebab profesi ojol sebagai pekerjaan yang baik dari pada korupsi dan menyebarkan berita hoax. (pr)
 
 
 
Pasrah Nasib K2, Sekarang Minta PP Segera Terbit

Pasrah Nasib K2, Sekarang Minta PP Segera Terbit



SIGAPNGAWI - Gagal, itulah nasib yang diderita salah satu peserta tes tenaga honorer kategori 2 (K2) yang dilakukan pemerintah sejak 2013 lalu. Didik Kuntono (50) seorang tenaga guru yang menyandang status K2 asal Ngawi kini hanya mengaku pasrah terhadap nasibnya yang semakin tidak jelas. Momen Hari Guru Nasional 2018 dirinya tidak berharap banyak.

"Sudahlah terima nasib apa adanya. Sekarang hanya minta pemerintah segera terbitkan peraturan pemerintah (PP-red) agar kami ini ada pengakuan itu saja," terang Didik Kuntono,  Senin, (26/11/2018).

Ia ceritakan, yang dinanti puluhan rekan K2 di daerah seperti Ngawi hanya terbitnya PP sebagai dasar kebijakan pemerintah untuk mengangkat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Menyusul dari pengabdianya selama ini menjadi tenaga didik/guru lebih dari 14 tahun.

Pasalnya lagi, berbagai langkah untuk menuntut bisa diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN) sudah dilakukan. Agar sesuai tujuan yang diharapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bertahun-tahun pun kandas. Menyusul terbitnya Permen PAN-RB Nomor 36 Tahun 2018.

Dimana dalam aturan itu jelas tertuang tenaga K2 yang bisa diangkat sebagai ASN melalui mekanisme tes CPNS harus di bawah usia 35 tahun terhitung per 1 Agustus 2018. Secara otomatis 271 orang K2 asal Ngawi dibuat klepek-klepek. Pasalnya, yang memenuhi syarat terkait Permen PAN – RB itu di Ngawi hanya 30 orang dan sisanya tidak bisa dicover dengan alasan usia.

“Kita sudah bareng-bareng ke Jakarta kemarin itu untuk berjuang. Hasilnya sangat tidak memuaskan,” jelasnya.

Didik mengakui, secara nasional pihaknya terus berupaya memperoleh keadilan dari pemerintah setelah puluhan tahun mengabdi sebagai tenaga didik (guru-red). Sekarang satu-satunya jalan tetap mengajukan judicial revive ke Mahkamah Konstitusi. Siapa tahu gugatan tersebut membuahkan hasil terhadap semua yang diperjuangkan K2 selama ini. (pr)




Kamis, 22 November 2018

Antok Pesan Rehabilitasi Gedung Dewan Jangan Terlalu Molor

Antok Pesan Rehabilitasi Gedung Dewan Jangan Terlalu Molor



SIGAPNGAWI || Dwi Rianto Jatmiko/Antok Ketua DPRD Ngawi meluangkan waktu melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gedung dewan senilai Rp 6,8 miliar itu. Prinsipnya ia berpesan pekerjaan proyek  dibawah bendera PT Satwiga Naga Mustika harus diselesaikan sesuai kontrak kerja, Kamis, (22/11/2018).

"Mekanisme terlambat itu kan diatur dalam dokumen kontrak. Makanya konsekuensinya (sangsi-red) itu yang diambil," terang Antok panggilan akrab pria berkumis tipis tersebut.

Akan tetapi soal pekerjaan ia menyarankan kepada rekanan jangan sampai melampui tahun 2018 ini. Antok memastikan, jika dilihat dari capaian/progres sudah mencapai pada kisaran 80 persen maka pada akhir kontrak 02 Desember 2018 sesuai hitungan konsultan pengawas menyentuh angka 96 persen. 

"Kalau setiap harinya mencapai satu persen lebih saya kira cukup bagus lah dan pekerjaan akan terkejar. Kalau betul-betul terlambat paling tidak hanya satu minggu itu saja," ucapnya.

Terpisah, Jarot Kusumo Yudho selaku PPK DPUPR Ngawi mengatakan, prediksi molornya pekerjaan tidak lepas dari tenaga kerja khusus yang hengkang ke proyek lain. Jarot pun meyakini jika benar-benar terjadi keterlambatan sebagai konsekuensi pihaknya akan memberikan sangsi denda ke rekanan dengan hitungan per seribu terhadap nilai kontrak. (pr)
 
 

Rabu, 21 November 2018

Warga Temukan Brankas Zigler Dipinggiran Sungai, Diduga Hasil Kejahatan

Warga Temukan Brankas Zigler Dipinggiran Sungai, Diduga Hasil Kejahatan


SIGAPNGAWI - Warga Dusun Ngampon, Desa Karangbanyu, Kecamatan Widodaren, Ngawi dikagetkan dengan temuan kotak brankas dipinggiran sungai desa setempat. Awal penemuan barang tidak biasa itu setelah warga melihat yang diteruskan ke perangkat desa sekitar pukul 18.00 WIB, Rabu kemarin, (21/11/2018).

Setelah di cek bersama warga lainya keberadaan kotak brankas merek Zigler benar adanya. Lokasinya tepat dipinggir sungai atau sekitar 5 meter dari jalan desa. Kondisi brankas terlihat pintunya rusak demikian juga bagian lainya. 

"Kemarin sore ada laporan dari warga tentang brankas yang ada dipinggir sungai. Setelah di cek anggota ternyata benar ada kotak brankas  yang sudah rusak," terang Kapolsek Widodaren AKP Juwahir, Kamis, (22/11/2018).

Pasca penemuan, pihaknya melakukan penyelidikan untuk mengetahui secara persis asal muasal kotak penyimpanan uang itu. Dari kondisinya memang kotak brankas tersebut diduga hasil kejahatan. Dengan demikian temuan itu dikoordinasikan dengan Polres Ngawi guna tindakan lebih lanjut. (pr)


Selasa, 20 November 2018

 Dewan Minta Tugu Kartonyono Dipercantik, Biar Cling

Dewan Minta Tugu Kartonyono Dipercantik, Biar Cling


SIGAPNGAWI - Komisi IV DPRD Ngawi lagi-lagi melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap Tugu Kartonyono yang berada ditengah jantung kota itu. Hampir satu jam lamanya wakil rakyat mengamati hasil finishing dari tugu yang digadang sebagai salah satu ikon Kota Ngawi tersebut. Tidak sebatas itu, mereka pun melakukan kroscek semua volume maupun mechanical electric (ME) terhadap tugu yang senilai Rp 3,1 miliar.
“Karena ada viral masyarakat di media sosial maka kita pun turun tangan melakukan hearing yang diteruskan sidak kali ini. Tentunya cek lapangan sebagai tanggung jawab kita sebagai wakil rakyat,” terang Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Ngawi, Senin, (19/11/2018).
Hasil sidak memang ditemukan beberapa hal yang harus ditindaklanjuti oleh PT Asimuru Mitra Mulya selaku rekanan dibawah leanding sektor DPUPR Ngawi. Kata Slamet, setelah di evaluasi langsung keberadaan Tugu Kartonyono secara fisik terlihat kurang ‘nyamleng’ dilihat. Menyusul dari proses pekerjaan akhir kurang rapi masih ada lekukan yang menonjol, cat pun terkesan asal-asalan demikian juga tata lampu (Lighting-red).
“Evaluasi kita bersama tadi pekerjaanya kurang bagus terhadap fisik tugu terutama pada gading yang menjuntai itu maupun penyangganya. Dan catnya kita minta yang cling gitu low yang kwalitasnya bagus tahan lama karena lihat sendiri tugu ini pasti terkena panas dan hujan. Selain itu untuk cat gading diatas biar kelihatan emas beneran,” ulasnya.
Untuk revisi sendiri beber Slamet legislator dari PDIP tidak akan mendeadline waktunya. Hanya saja juga pekerjaanya juga harus dipercepat meskipun masa perawatanya hampir 2 tahun sesuai kontrak kerja. Jangan sampai Tugu Kartonyono mengecewakan publik Ngawi.
Ditempat yang sama pengawas lapangan PT Asimuru Mitra Mulya Budi Purwanto mengamini permintaan dari dewan. Baik kwalitas fisik tugu terutama gading, cat maupun tata lampu. Dibenarkan sesuai reques dewan untuk titik lampu harus ditambah dari 4 pencahayaan menjadi 8 titik pencahayaan. Meskipun dalam detail engineering design (DED) hanya tertulis 4 titik lampu lighting. (pr)


Tragedi Selopuro, Warga Sekitar Menolak Kehadiran KM Lagi

Tragedi Selopuro, Warga Sekitar Menolak Kehadiran KM Lagi



SIGAPNGAWI - Pasca kejadian, warga Dusun Sepreh, Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Ngawi menolak kehadiran KM (60) ditengah lingkungan masyarakat. Pasalnya si terduga pelaku pembacokan hingga korbanya tewas tersebut sering mengamuk setelah mengalami sakit kejiwaan.
 

"Tidak sekali ini dia itu sering mengamuk membahayakan warga sekitar sini. Biar dihukum saja terus," terang Agus tetangganya.
 

Seperti diberitakan sebelumnya, KM diduga kuat sebagai pelaku pembacokan tetangga dekatnya Sutarno (40) sekitar pukul 10.00 WIB pada Senin kemarin, (19/11/2018). Korban langsung tewas bersimbah darah dilokasi kejadian dengan leher belakang luka serius. Keberingasan KM baru berakhir setelah polisi datang dilokasi kejadian.
 

Masih kata Agus, saat kejadian korban tinggal dirumah bersama anaknya yang masih berusia sekitar 11 tahun. Sedangkan ibu mertuanya mencari rumput disawah dan istrinya berjualan toge di pasar besar Ngawi. Sebagai tetangga dirinya tidak mengira akan terjadi peristiwa yang cukup mengenaskan. Hanya saja si KM tersebut sering kambuh dan mengamuk tetangganya.
 

Kapolsek Pitu Iptu Subandi menjelaskan, si terduga pelaku KM langsung menjalani perawatan di ruang teratai RSUD dr Soeroto Ngawi. Untuk melakukan proses lebih lanjut pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak rumah sakit. (pr)
 
 

Minggu, 18 November 2018

Tragis, Warga Selopuro Tewas Dibacok Tetangga Leher Nyaris Putus

Tragis, Warga Selopuro Tewas Dibacok Tetangga Leher Nyaris Putus



SIGAPNGAWI - Sutarno (40) warga Dusun Sepreh, RT 02/RW 01, Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Ngawi sekitar pukul 10.00 WIB, Senin, (19/11/2018), ditemukan tewas bersimbah darah dirumahnya sendiri. Saat ditemukan korban posisinya tengkurap dengan luka leher bagian belakang terlihat nyaris putus.

Pelaku pembunuhan terbilang sadis itu diduga kuat dilakukan oleh KM (60) seorang pria tua yang tidak lain tetangga korban. Dan terlihat rumah antara terduga pelaku dengan korban hanya berjarak tidak kurang 10 meter. 

"Tahu-tahu keponakan saya yang namanya Nuning itu teriak minta tolong sambil lari. Setelah saya kejar dia bilang suruh lihat kondisi korban itu," terang Agus tetangga korban.

Begitu di cek dilokasi tandasnya, kondisi Sutarno dalam keadaan menggelepar bersimbah darah dirumah bagian belakang. Namun si KM masih ada dilokasi kejadian sambil membawa sabit. Karena takut, salah satu saksi inipun lari memanggil tetangga lainya yang diteruskan ke aparat kepolisian. 

Terduga pelaku KM baru ditangkap setelah petugas kepolisian datang dilokasi. Menurut Agus, KM mengalami sakit jiwa dan sering kambuh. Ketika penyakitnya itu kambuh KM seringkali mengamuk kepada tetangga dekatnya dengan melakukan penganiayaan. Bahkan kejadian yang menimpa korban sudah ketiga kalinya.

"Setahu saya antara korban dan pelaku sebelumnya baik-baik saja. Hanya saja ketika kambuh sering mengamuk," jelasnya.

Usai kejadian, Kapolsek Pitu Iptu Subandi bersama anggota mendatangi lokasi kejadian. Bersama tim identifikasi Polres Ngawi melakukan olah TKP dan mengamankan sebilah sabit yang diduga digunakan untuk membacok korban.

"Kita melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi yang ada. Korban mengalami luka dibagian tengkuk atau leher bagian belakang dengan luka terbuka," kata Iptu Subandi.

Kemudian jasad korban langsung dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Soeroto Ngawi untuk dilakukan visum. Sedangkan KM si terduga pelaku diamankan polisi guna proses hukum selanjutnya. 

Dari pengamatan awak media sendiri, kemungkinan korban mengalami luka bacok lebih dari satu kali hingga tewas kehabisan darah. Hingga berita ini diturunkan warga sekitar masih berada dilokasi kejadian. (pr)


Awal Musim Putting Beliung Ngamuk Puluhan Rumah Rusak

Awal Musim Putting Beliung Ngamuk Puluhan Rumah Rusak


SIGAPNGAWI - Dipastikan puluhan rumah dinyatakan rusak akibat hujan deras dan sapuan putting beliung diberbagai wilayah di Ngawi, Jawa Timur. Hingga kini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi masih melakukan pendataan pasca peristiwa yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB Minggu kemarin, (18/11/2018).
“Semua personel bersama aparat TNI, Polri maupun tim rescue masih dilapangan untuk melakukan pendataan akibat hujan kemarin dan putting beliung itu,” terang Eko Heru Tjahjono Kepala BPBD Ngawi via selular, Senin, (19/11/2018).
Bencana putting beliung tandasnya, hampir terjadi dibeberapa kecamatan di Ngawi seperti Kasreman, Jogorogo, Ngrambe dan Sine. Kata Heru dihari yang sama akan dilakukan perbaikan rumah secara gotong royong maupun menyingkirkan pohon yang tumbang.
Selain itu tegas Heru,  memasuki awal penghujan,pihaknya meminta instansi terkait mengecek kondisi pohon-pohon di jalan. Jangan berpotensi roboh ia meminta untuk segera memotong pohon untuk menghindari jatuhnya korban.
“Jika (pohon) membahayakan segera dipangkas. Masyarakat diimbau waspada memasuki musim penghujan dan harus bersiap diri terkait adanya bencana banjir, longsor, dan angin puting beliung,” urainya.
Bencana angin puting beliung tercatat mulai menerjang wilayah Ngawi pada akhir Oktober hingga awal November. Dipastikan kejadian itu terkait langsung dengan fenomena alam memasuki musim penghujan tahun ini. (pr)


Ketemu Pria Tidak Dikenal Warga Guyung Remuk

Ketemu Pria Tidak Dikenal Warga Guyung Remuk



SIGAPNGAWI - Jatmiko (31) warga Dusun/Desa Guyung, Kecamatan Geneng, Ngawi terpaksa dilarikan ke UGD Puskesmas Geneng setelah dihajar orang tidak dikenal pada Sabtu malam, (17/11/2018). Kejadian yang dialami korban berawal sekitar pukul 18.00 WIB ketika hendak menemui rekanya di pabrik paving milik Sunaryo di Desa/Kecamatan Geneng. 

Dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Mio korban berangkat dari Dusun Satrean, Desa Tepas. Begitu melintas ditimur lapangan Desa Geneng mendadak Jatmiko dicegat oleh pria tidak dikenal. Korban pun berhenti, dan kemudian si pria misterius itu meminta untuk diantarkan ke suatu tempat.

Namun korban menolak hanya bisa mengantar sampai pabrik paving. Dan pelaku menyetujui atas jawaban korban, namun saat dibonceng rupanya pelaku terus membujuk korban agar diantarkan ke wilayah Desa Tempuran masuk Kecamatan Paron yang berjarak tidak kurang dari 4 kilometer itu. Karena pelaku menjajikan akan memberi ongkos bensin lantas korban mengamini permintaan tersebut.

Sewaktu melintas diarea persawahan pelaku minta berhenti ketika ada tiga rekanya dan memaksa kepada korban untuk menyerahkan uang dan ATM. Mendapat  perlakukan seperti itu korban menjawab tidak mempunyai seperti yang dimintai pelaku. Rupanya pelaku makin nekat dan berusaha merebut tas kecil yang dibawa korban. Duel pun terjadi, karena kalah jumlah akhirnya korban babak belur hingga tidak sadarkan diri.

Usai kejadian, ada salah satu teman korban mendapat SMS yang bertuliskan " kalau kamu mau ketemu adikmu sekarang berada di Desa Tempuran utara SPBU di kebun tebu mungkin masih hidup ". Atas pesan singkat inilah berakhir pelaporan ke Mapolsek Geneng. Ketika dilacak korban ditemukan dengan kondisi tangan terikat. (pr)

 
Payah Ngantuk Di Tol Si Mila Sasak Truk Tangki 6 Penumpang Jadi Korban

Payah Ngantuk Di Tol Si Mila Sasak Truk Tangki 6 Penumpang Jadi Korban


SIGAPNGAWI - Diduga akibat sopir ngantuk Bus Mila nopol N 7837 UR jurusan Surabaya – Yogyakarta menabrak truk tangki di tol Ngawi – Kertosono tepatnya kilometer 589 – 600 masuk Desa Kersoharjo, Kecamatan Geneng, Ngawi, Minggu, (18/11/2018). Kejadiannya pukul 05.30 WIB saat bus yang dikemudikan Moh Firmansyah (43) warga Mayangan, Probolinggo melaju dari arah timur ke barat.
Searah didepanya melaju truk tangki fuso nopol BM 8556 RO yang disopiri Parlin Siregar (37) asal Bandar Lampung. Diduga sopir Bus Mila tidak memperhatikan arus lalu-lintas didepanya apalagi mengantuk membuat laju bus oleng ke kiri. Akibatnya terjadi tabrak depan bagian kiri bus dengan truk tangki yang ada didepanya.
“Dari hasil pemeriksaan untuk sementara diduga sopir bus mengantuk. Sekarang sopir sama awak bus masih kita periksa,” terang Kasatlantas Polres Ngawi AKP Yanto Mulyanto.
Ia membenarkan, akibat kejadian itu 6 orang penumpang Bus Mila menjadi korban dan langsung dilarikan ke RS At Tin Ngawi untuk mendapatkan perawatan. Berikut nama-nama korban yang tengah dirawat di RS At Tin Ngawi antara lain Sumarsih, Pr, 48 tahun, swasta, alamat Sumber Weru Banyuwangi. Mengalami hematum kepla atas, pusing , sadar. Kasbani, Lk, 51 tahun, swasta, alamat Penilikan peninjauan Oku Palembang. Mengalami nyeri dada kanan, sadar.
Asraf, Lk, 51 tahun, swasta, alamat Jalan Rinjani No 03 Sendeng Gorontalo. Mengalami nyeri kaki kiri, babras kaki kiri, sadar. Khoirul Umam, Lk, 26 tahun, swasta, alamat Krajan Trenggalek. Mengalami robek kepala kiri, robek bibir atas, sadar. Pardiono, Lk, 51 tahun, swasta, alamat Ds. Rayut Rt 03/01 Tanjakan kulon sono Banyuwangi. Mengalami nyeri bahu kanan, nyeri punggung kanan, sadar. (pr)


70 Tahun Silam, Kali Kakak Saksi Bengisnya PKI Terhadap Gubernur Suryo

70 Tahun Silam, Kali Kakak Saksi Bengisnya PKI Terhadap Gubernur Suryo


SIGAPNGAWI - Mulai tahun 2018 ini Pemkab Ngawi menggelar satu agenda tahunan namun boleh dibilang sebagai hal baru. Yakni, lintas alam napak tilas Monumen Suryo – Museum Trinil sejauh 21 kilometer dengan ribuan peserta menelusuri lintasan alam plus termasuk Kali Kakak yang masuk Dusun Ngandu, Desa Bangunrejo Lor, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi.
Ada apa dengan Kali Kakak ? iya 70 tahun lalu atau tepatnya 10 November 1948 dari berbagai sumber menyebutkan Raden Mas (RM) Tumenggung Ario Suryo yang tidak lain Gubernur Jawa Timur pertama kalinya itu meninggal dibantai secara keji oleh PKI. Sepulangnya dari Yogyakarta, Gubernur Suryo bersama dua orang pengawal hendak menuju Madiun.
Namun nahas, ditengah perjalanan tepatnya di hutan masuk area Banjarejo, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi ia berpapasan dengan gerombolan PKI. Mobilnya dicegat lantas Gubernur Suryo tanganya diikat dan diseret 10 kilometer menggunakan kuda. Namun beliau tidak meninggal lain halnya dengan dua pengawalnya yang mati terlebih dahulu akibat aksi keji PKI tersebut.
Kemudian gerombolan PKI dibawah komando Maladi Yusuf berspekulasi Gubernur Suryo mempunyai kesaktian sehingga susah dibunuh. Lantas PKI itu pun menyeret hingga melewati tiga sungai agar orang republik tersebut (kata PKI-red) bisa mati ketika dibunuh. Sampailah di sungai ketiga atau terakhir yang dikenal dengan sebutan Kali Kakak. Dilokasi inilah akhirnya Gubernur Suryo meninggal dengan cara disembelih oleh PKI.
Jasadnya dari sumber yang ada baru diketemukan tiga hari berikutnya dan dimakamkan di Magetan. Sebagai daerah kelahiranya. Dan kini dilokasi Kali Kakak ada satu tugu monumental untuk mengenang aksi bengisnya PKI yang ingin mengubah ideologi Pancasila. (pr)


Akhirnya Napak Tilas 21 Kilometer Suryo – Trinil Telusuri Kali Kakak

Akhirnya Napak Tilas 21 Kilometer Suryo – Trinil Telusuri Kali Kakak


SIGAPNGAWI - Lintas alam berlabel Napak Tilas Monumen Suryo – Museum Trinil dengan jarak tempuh 21 kilometer digelar Pemkab Ngawi melalui Disparpora dengan jumlah 1.876 peserta perseorang dan beregu. Agenda tahunan sebagai pengganti gerak jalan tradisional dalam mengenang Hari Pahlawan tersebut dilepas Bupati Ngawi Budi Sulistyono sekitar pukul 06.30 WIB, Minggu, (18/11/2018).
“Memang rute dan kegiatanya kita rubah karena kondisi jalanya makin padat maka dilakukan lintas alam napak tilas ini. Justru dengan napak tilas bisa memberikan edukasi kepada peserta yang mayoritas pelajar untuk mengenang kembali kebiadaban PKI kala itu dengan membunuh secara kejam Gubernur Suryo,” terang Kanang panggilan akrab Bupati Ngawi.
Jelasnya dengan rute Monumen Suryo diteruskan menyusuri Bengawan Solo demikian juga Kali Kakak dan berakhir Museum Trinil memberikan satu referensi akan sejarah bangsa ini. Dimana Gubernur Suryo diseret sejauh 10 kilometer melawati tiga sungai yang berakhir di Kali Kakak lalu dibunuh  oleh PKI.
Jika dikaitkan dengan finish di Museum Trinil yang masuk Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi sebagai potret akan keberadaan manusia purba. Bahwasanya, sekitar 2 juta tahun lalu ada suatu kehidupan manusia purba dilokasi Trinil. Sekaligus dengan napak tilas bisa memancing wisatawan untuk mengenal keberadaan Museum Trinil sebagai lokasi penyimpanan tulang-tulang purba.
Ditempat yang sama Rahmad Didik Purwanto Kepala Disparpora Ngawi kegiatan lintas alam napak tilas memang dibanjiri peminat dari luar daerah. Mereka bersama tim perseorangan maupun beregu yang didominasi pelajar menyusuri kembali keberadaan sejarah.
“Semua peserta dinilai baik kecepatan maupun ketepatan waktu sampai finish di Museum Trinil. Napak tilas yang pertama kalinya digelar ini memang sengaja kita suguhkan panorama alam Ngawi demikian juga nilai sejarah yang ada didalamnya,” pungkasnya. (pr)


Gerak Jalan Suryo - Ngawi Tamat, Ganti Napak Tilas

Gerak Jalan Suryo - Ngawi Tamat, Ganti Napak Tilas



SIGAPNGAWI || Gerak jalan tradisional Monumen Suryo - Ngawi dengan jarak tempuh sekitar 30 kilometer yang biasa digelar setiap tahun berakhir sudah alias tamat untuk tahun 2018 ini. Gantinya napak tilas menyusuri Bengawan Solo berakhir finish di Museum Trinil masuk Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi.

Rahmad Didik Purwanto Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Ngawi menjelaskan, perubahan tersebut melalui pertimbangan keselamatan peserta itu sendiri. Sebab, sekarang ini volume arus lalu-lintas antara Monumen Suryo - Ngawi padat dibanding tahun sebelumnya. 

"Sekarang diganti napak tilas yang dilaksanakan besok itu (Minggu, 18 November 2018 - red). Perubahan kegiatan tahunan ini juga melalui beberapa pertimbangan lain," terang Didik Kepala Disparpora Ngawi, Sabtu, (17/11/2018).

Untuk napak tilas kata Didik akan menempuh jarak sekitar 21 kilometer. Rute yang dilewati bagian dari peristiwa meninggalnya Gubernur Suryo. Tujuanya tidak lain untuk memberikan satu referensi bagi peserta terhadap bengisnya PKI ketika menghabisi Gubernur Jawa Timur pertama kali itu dengan cara sadis.

Didik menerangkan untuk napak tilas bakal diikuti lebih dari 2 ribu peserta baik dewasa dan pelajar setingkat SMP dan SMA. Sedangkan masing-masing regu hanya dibatasi 5 orang tidak boleh lebih. Untuk penilaian pada kecepatan dan ketepatan waktu merebutkan tropy Bupati Ngawi.

"Inti dari napak tilas itu sendiri secara spesifik untuk lebih mempromosikan Museum Trinil menuju sport tourisem. Dan napak tilas akan diikuti dari peserta luar daerah termasuk Semarang, Solo dan kota lainya," tutup Didik. (pr)

Kamis, 15 November 2018

 Kapolres Ngawi ‘Blusukan’ Ke Sawah Menertibkan Jebakan Tikus, Ini Alasanya !

Kapolres Ngawi ‘Blusukan’ Ke Sawah Menertibkan Jebakan Tikus, Ini Alasanya !



SIGAPNGAWI - Sebagai shock terapy terhadap para pemasang jebakan tikus beraliran listrik di sawah yang sering menimbulkan korban jiwa membuat Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu dibuat murka. Ia pun melakukan operasi langsung kelapangan menertibkan jebakan tikus ‘berbahaya’ tersebut ke beberapa area sawah.

Bersama aparat terkait ia melakukan penertiban ke lokasi persawahan masuk Kecamatan Padas, Ngawi. Ditempat ini, Kapolres Ngawi menemukan dua lokasi instalasi listrik yang dipergunakan sebagai jebakan tikus. Tidak mau ada nyawa mati sia-sia lagi, beberapa barang bukti peralatan turut diamankan seperti kawat hingga kabel yang dihubungkan langsung ke speedometer.

“Jadi penertiban kali ini adalah sinergitas antara PLN, aparatur pemerintahan dan kepolisian untuk menyikapi kasus meninggalnya beberapa petani akibat jebakan tikus beraliran listrik. Pada poinya kita lakukan tindakan tegas sesuai prosedur,” tegas Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu, Kamis, (15/11/2018).

Disebutkan, sepanjang tahun 2018 ada 7 nyawa petani meninggal akibat jebakan tikus beraliran listrik. Peristiwa seperti itu menurutnya, sebagai bentuk kecerobohan petani dalam hal menanggulangi maupun memberantas hama tikus sawah.

Dan kepada pelaku utama pemasangan jebakan tikus beraliran listrik secara tegas akan ditindak dengan dijerat Pasal 359 KUHP tentang unsur kelalaian yang mengakibatkan nyawa orang lain hilang. Tindakan represif tersebut tandasnya bukan dilakukan secara dadakan melainkan terlebih dahulu melalui langkah persuasive berupa pendekatan kepada petani seperti yang dilakukan ke puluhan petani diwilayah Kecamatan Geneng.

 
“Meskipun ada langkah-langkah persuasive namun kita juga mengimbangi dengan tindakan hukum. Intinya kita menyelamatkan nyawa petani. Perlu diketahui kita akan terus melakukan tindakan represif seperti ini apabila ditemukan lagi jebakan tikus beraliran listrik,” tandasnya.

Sementara Khusaini Manajer ULP PLN Cabang Ngawi apapun alasanya instalasi listrik yang dimanfaatkan sebagai jebakan tikus tetap menyalahi aturan. Jika masih ada petani yang melakukan hal serupa ia bakal ambil tindakan tegas dengan memutus jaringan listrik secara langsung.

“Sangat tidak dibenarkan, karena tidak ada instalasi listrik yang dipergunakan sebagai jebakan tikus. Itu sangat membahayakan,” kata Khusaini.

Terpisah, Togiman seorang petani asal Desa Sukowiyono, Kecamatan Padas aksi nekat pemasangan jebakan tikus beraliran listrik dilokasi sawahnya setelah persemaian benih padi rusak diserang tikus hingga tiga kali. Pemakaian jebakan itu jelasnya, sebagai alternative terakhir setelah obat pestisida tidak mempan. (pr)
 
 
Kasatlantas Polres Ngawi Peringatkan Orang Tua Untuk Antar Anak Ke Sekolah

Kasatlantas Polres Ngawi Peringatkan Orang Tua Untuk Antar Anak Ke Sekolah



SIGAPNGAWI || Sebanyak 2.538 pelanggar lalu lintas terjaring selama Operasi Zebra 2018 yang digelar Satuan Lalu-Lintas (Satlantas) Polres Ngawi, dari tanggal 30 Oktober hingga 12 November. Kasatlantas Polres Ngawi AKP Yanto Mulyanto menerangkan, 40 persen atau 819 pelanggar diantaranya dilakukan pelajar yang  notabene dibawah umur.

“Melihat dari hasil operasi kemarin itu memang banyak pelajar yang melakukan pelanggaran. Kami menghimbau kepada anak-anak pelajar jangan dulu membawa kendaraan bermotor ke sekolah karena belum layak,” terang Kasatlantas Polres Ngawi AKP Yanto Mulyanto diruang kerjanya, Jum’at, (16/11/2018).

Ia mengajak kepada pihak sekolah terutama guru maupun orang tua untuk aktif memberikan pengertian kepada pelajar untuk mentaati semua peraturan lalu-lintas. Termasuk jangan sampai membawa kendaraan bermotor ke sekolah kalau toh belum memiliki surat kelengkapan berkendara salah satunya Surat Ijin Mengemudi (SIM).

“Jangan sampai anak-anak pelajar juga anak-anak kita menjadi korban kecelakaan lalu-lintas dijalan. Tentunya peran semua pihak sangat dibutuhkan, mengingat anak-anak merupakan generasi bangsa yang harus kita selamatkan,” tegasnya.


Menurutnya, untuk menekan angka kecelakaan melibatkan pelajar pihaknya terus aktif jemput bola melakukan sosialisasi secara door to door ke sekolah. Tidak sebatas itu setiap ada momen dengan masyarakat pasti ia sampaikan pentingnya tentang keselamatan berkendara.

Kemudian seperti yang tertulis dalam data Satlantas Polres Ngawi dari hasil Operasi Zebra 2018 diketahui ada 2.312 pelanggar yang ditilang sedangkan 226 pelanggar dilakukan teguran. Untuk itu mendasar pengalaman operasi lalu-lintas yang digelar 14 hari tersebut kepada semua pengguna jalan umum untuk melengkapi semua surat kelengkapan berkendara. (pr)


Selasa, 13 November 2018

Peran Kolektif Dibutuhkan Upaya Dini Cegah Pelajar Terlibat Kecelakaan Bermotor

Peran Kolektif Dibutuhkan Upaya Dini Cegah Pelajar Terlibat Kecelakaan Bermotor



SIGAPNGAWI - Tiga sampai empat orang meninggal setiap jam akibat kecelakaan lalu lintas. Sebagian besar kecelakaan lalu lintas melibatkan sepeda motor, serta didominasi usia pelajar. Menurut data Kementerian Perhubungan selama 2016 terjadi 106.573 kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia. Sebanyak 73,9 persennya melibatkan sepeda motor.

Masih dari sumber yang sama jumlah kecelakaan yang tinggi juga dialami pelajar SMP. Sebanyak 31.106 siswa SMP menjadi korban pada 2016. Jumlah itu turun menjadi 29.783 pada 2017. Mirisnya angka kecelakaan yang notabene melibatkan anak dibawah umur terutama pelajar membuat berbagai pihak turut prihatin.

Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu dalam akun jejaring sosialnya terlihat getol melakukan sosialisasi tentang tata cara berlalu-lintas yang baik di jalan raya agar terhindar dari kecelakaan. Sebab, angka kecelakaan lalu-lintas tidak jarang melibatkan anak-anak pelajar yang tidak jarang menyebabkan korbanya meninggal.

Dalam akunnya di medsos orang nomor satu di jajaran Polres Ngawi tersebut menuliskan untuk turut mendukung upaya sinergitas antara Polri, pihak sekolah dan orang tua. Ajakan itu dimaksudkan sebagai kepedulian mempunyai tanggungjawab yang sama agar anak (pelajar-red) yang masih dibawah umur atau dibawah 17 tahun dilarang membawa sepeda motor sendiri ketika pergi ke sekolah.

Hematnya, jika pengendara kendaraan bermotor menaati semua peraturan, jumlah kecelakaan secara otomatis akan ikut turun. Dengan demikian, peran semua pihak harus komperhenship dan berkelanjutan jangan sampai bertepuk sebelah tangan. Mengingat upaya kepolisian khususnya melalui Satlantas Polres Ngawi sudah sering melakukan sosialisasi jemput bola ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan tentang keselamatan berlalu-lintas untuk mencapai zero accident/jangan ada lagi kecelakaan lalu-lintas.

Seperti diketahui bersama, dilihat dari usia pelajar dibawah umur mereka masih labil dari sisi emosi dan justru ada kecenderungan membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Mendasar hal itu bisa disimpulkan, kepolisian harus tegas menegakkan peraturan lalu lintas termasuk menilang pengendara di bawah umur yang rata rata belum memiliki SIM dan tidak menggunakan helm bagi pengendara motor.

Demikian pihak sekolah maupun peran orang tua harus bisa memberikan pengertian yang jelas dan gamblang tentang resiko apabila nekat mengendarai sepeda motor tanpa dilengkapi aturan sebagaimana mestinya. (pr)



Tugu Kartonyono Berpolemik Dewan Gelar Hearing

Tugu Kartonyono Berpolemik Dewan Gelar Hearing



SIGAPNGAWI - Pasca tuntasnya pekerjaan Tugu Kartonyono Ngawi sesuai yang dilihat masyarakat menimbulkan pro kontra terkait budget Rp 3,1 miliar bersumber APBD Ngawi 2018. Plus pekerjaan yang dinilai kurang rapi dalam proses finishing tugu monumental dibawah kontraktor PT Asimuru Mitra Mulya.  
Tidak mau terjadi polemik berkepanjangan ditengah masyarakat, Komisi IV DPRD Ngawi menggelar rapat hearing dengan memanggil pihak yang berkompeten antara lain pihak DPUPR Ngawi dan PT Asimuru Mitra Mulya selaku rekanan, Selasa, (13/11/2018). Rapat hearing yang berjalan alot tersebut pihak dewan sendiri mempertanyakan beberapa poin secara makro.
Baik kronologi pembangunan Tugu Kartonyono mulai awal perencanaan, penetapan detail engineering design (DED), penganggaran yang dinilai terlalu besar hingga hasil pekerjaan terutama dari sisi kwantitas dan kwalitas. Usai rapat hearing, Slamet Riyanto Ketua Komisi IV DPRD Ngawi menjelaskan, hasil pemaparan dari DPUPR terkait angka Rp 3,1 miliar sangat realistis.
“Secara penganggaran realistis mas hanya saja pekerjaanya dipastikan terlambat dua hari,” terang Slamet Riyanto.
Dimaksudkan realistis untuk penganggaran dengan total Rp 3,1 miliar bebernya, memang terbagi atas beberapa pekerjaan. Meliputi pekerjaan inti yakni tugu menyerap budget  25 persen atau Rp 700 juta serta 17 persen atau Rp 480 juta untuk mechanical engineering (ME). Ternyata yang paling menyedot anggaran mencapai 58 persen atau Rp 1,65 miliar (satu miliar enam ratus lima puluh juta) terserap pada pekerjaan pelebaran jalan, pengaspalan, drainase, pengunduran lampu traffic light (lampu merah) dan plus pajak 10 persen.
Sedangkan dikatakan terlambat dalam pekerjaan jelasnya, proyek yang boleh dinilai fantastis itu seharusnya diserahkan akhir November tetapi mundur menjadi 03 Desember 2018. Bahkan Slamet menepis jika proyek tugu yang berada tepat di jantung Kota Ngawi itu hingga kini belum proses PHO atau penyerahan dari pihak kontraktor ke pemerintah daerah seperti rumor yang beredar.
Legislator dari PDIP itu menambahkan, dewan akan secepatnya melakukan kroscek lapangan terkait pekerjaan tugu dilihat dari semua dokumen termasuk DED. Meskipun konstruksinya dalam masa pemeliharaan selama 6 bulan demikian juga untuk ME maupun tugu inti (gading) mendapat garansi selama 2 tahun.
“Akan kita lakukan kroscek lapangan untuk melihat sejauh mana kwantitas maupun kwalitasnya. Tentunya akan kita lihat secara detail nanti itu,” ulasnya.
Kroscek lapangan sebagaimana kata Slamet Riyanto akan dilakukan pada Senin awal pekan besok yakni 19 November 2018 melibatkan DPUPR Ngawi demikian juga PT Asimuru Mitra Mulya. Dipastikan pihak dewan akan meminta dokumen uji laboratorium untuk melihat kwalitas Tugu Kartonyono berbahan stainless steel itu.
Sayangnya Slamet menyebut apabila ditemukan kekurangan volume pekerjaan pihaknya merekomendasikan untuk tidak melakukan pembayaran kepada rekanan atas kekurangan tersebut. Dan ketika ditanya siapa yang bertanggungjawab atas temuan kekurangan volume pekerjaan Slamet pun hanya menjawab tetap akan ditindaklanjuti. Termasuk apakah kekurangan itu ada unsur kesengajaan atau sebaliknya.
“Kalau ditemukan ada kekurangan volume dipastikan iya menyalahi bestek,” tegas Slamet.
Sedangkan Budi Purwanto selaku pelaksana lapangan PT Asimuru Mitra Mulya secara singkat menegaskan, menyangkut volume pekerjaan sesuai DED maupun volume kwalitas sudah sesuai dengan fakta lapangan. Sedangkan dokumen kelengkapan sesuai permintaan dewan ia siap akan melengkapi dan membeberkan terkait pembangunan Tugu Kartonyono secara kongkret. (pr)