SIGAPNGAWI ||
Ratusan anggota Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ngawi dan Banser daerah
setempat dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-90 kali ini menggelar
workshop kebangsaan dan apel sumpah pemuda dilapangan Desa Dero,
Kecamatan Padas, Ngawi, (28/10/2018).
Dalam
kesempatan itu workshop dibuka langsung oleh Wadir Kamneg Mabes Polri
Kombes Pol Dedy Djunaedy didampingi Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal
Hutajulu dan Mahsun Fuad Ketua GP Ansor Ngawi.
Dalam
pesannya Kombes Pol Dedy Djunaedy sebelum membuka workshop menjelaskan,
pihaknya mengapresiasi seluruh jajaran pengurus GP Ansor yang telah
menggelar workshop tentang kebangsaan demi menjaga keamanan, kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia.
Ia
menekankan, terkait peristiwa pembakaran bendera dalam tanda petik
milik organisasi terlarang HTI di Garut, Jawa Barat semua pihak harus
bijak dalam menyikapi persoalan tersebut.
Diakui
Dedy, pembakaran bendera HTI menjadikan persoalan sensitif dan jangan
sampai bangsa menjadi terpecah belah. Efeknya sangat luar biasa jika
tidak segera diredam dan bisa berpotensi meluas tidak sebatas didalam
negeri melainkan bisa ke luar negeri.
Dengan
adanya peristiwa di Garut, harus diselesaikan dengan kepala dingin.
Apalagi di Indonesia dengan mayoritas umat muslim tetap mengedepankan
cara penyelesaian secara ukhuwah Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan
ukhuwah Insaniyah.
"Jangan
sampai di Indonesia ini yang mayoritas muslim tercoreng dengan
persoalan daripada peristiwa di Garut. Dimana peristiwa itu yang
dilakukan bukan hanya sebatas penegakan melainkan bagaimana peran kita
memelihara keamanan ini menjadi kondusif," terang Kombes Pol Dedy
Djunaedy.
Dedy meminta
seluruh anggota Ansor maupun Banser serta masyarakat luas khususnya di
Ngawi harus bersikap arif, waspada dan dipenuhi rasa bijak dan tidak
terprovokasi akan hasutan perpecahan yang mungkin sengaja dilakukan
pihak tertentu.
Apabila
terjadi hasutan baik ujaran kebencian, penyebaran berita hoax yang
diarahkan ke sesama anak bangsa apapun alasanya tidak dibenarkan baik
moral apalagi hukum negara. Disatu sisi makna kebhinekaan yang selama
ini sebagai satu eksistensi penopang keutuhan bangsa Indonesia akan
sirna.
Ditempat yang sama
Kapolres Ngawi AKBP MB. Pranatal Hutajulu menegaskan, sesuai makna dari
Sumpah Pemuda setiap individu pemuda bangsa terutama GP Ansor maupun
Banser menjadi pemersatu keutuhan bangsa Indonesia.
Demikian
workshop kebangsaan yang digelar GP Ansor Ngawi mempunyai peran
sentralistik terhadap pembentukan karakter pemuda bangsa. Hadirnya
pemuda harus mempunyai sikap dan perilaku bisa menghargai perbedaan dan
toleransi ditengah masyarakat.
Apalagi
generasi muda yang masih mempunyai rasa idealisme tinggi sangat rawan
jika dipengaruhi paham-paham intoleran dan radikal. Sehingga perlu
adanya pencegahan dini dengan memberikan wawasan kebangsaan kepada
generasi muda seperti yang dilakukan GP Ansor Ngawi.
"Generasi
muda dalam peranya harus mampu mengembangkan sikap-sikap toleransi
dilingkungan masyarakat maupun sekolah. Dan kita tadi memberikan
pemahaman tentang konsekuensi hukum apabila melanggar tindak pidana
terorisme, radikalisme maupun penyebaran ujaran kebencian dan atau
penyebaran berita hoax dan lain-lainya," ulas Kapolres Ngawi AKBP MB.
Pranatal Hutajulu.
Selanjutnya
Mahsun Fuad Ketua GP Ansor Ngawi adanya workshop kebangsaan dan apel
sumpah pemuda dilatarbelakangi dari kondisi yang luar biasa baik isu
politik maupun SARA. Dengan adanya itu tujuan dari workshop untuk
kembali meneguhkan sikap anak bangsa terhadap komitmen menjaga
kedaulatan NKRI.
"Tentunya
kami Ansor maupun Banser bersama elemen masyarakat lainya ingin
Indonesia satu, Indonesia damai dan tidak ada konflik didalamnya.
Mudah-mudahan kegiatan yang kami gelar hari ini bermanfaat positif bagi
semuanya untuk lebih mencintai negeri dan bangsa Indonesia yang
berdaulat berdasar Pancasila dan UUD 1945," pungkas Mahsun. (pr)